Senin, 31 Desember 2012

7 Jenis Sombong Yang Dilaknat ALLAH S.W.T

1. Sombong karena kelebihan seseorang dengan pengetahuan ilmunya, baik ilmu dunia atau ilmu akhirat. Apabila ilmu sudah penuh di dada, dia menganggap orang lain jahil belaka, semua orang buta dan jika ada pandangan yang bernas tetapi tidak diterimanya. Orang yang sombong seumpama ini hendak dirinya selalu dihormati oleh orang lain terutama ketika di khalayak ramai, oleh anak muridnya dan orang bawahannya serta sentiasa meminta diberi layanan mulia.

Sabda Rasulullah SAW:

“Tidak akan masuk syurga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya sebesar zarah.” (Hadis riwayat Muslim)

2. Sombong kerana kelebihan beribadat seseorang. Penyakit orang ahli abid yang merasa diri mereka terlalu banyak beribadat berbanding dengan orang lain sehingga menganggap orang lain tidak mampu beribadat seperti mereka. Sedangkan mereka sebenarnya terpedaya dengan tipu daya syaitan. Rasulullah SAW telah mengingatkan melalui sabda Baginda yang bermaksud:

“Bahwa siapa yang memuji dirinya sendiri atas suatu amal shaleh, bererti sudah tersesat daripada mensyukurinya, dan gugurlah segala amal perbuatannya.“

3. Sombong kerana ego memperkasakan keturunan, bangga kita berketurunan mulia lagi bangsawan, suka menyebut nama datuk nenek moyang kita yang dulunya dikatakan keramat atau hebat. Sifat sombong seperti ini tidak ubah seperti kaum Bani Israel yang dilaknat Tuhan, seperti termaktub dalam al-Quran. Mereka bangga dengan keturunan mereka yang banyak menjadi nabi ikutan, konon keturunan mulia dikasihi tuhan.

4. Sombong kerana berasa diri cantik dan sempurna malah memandang orang lain dengan hina, seperti merendah-rendah ciptaan Allah hingga sanggup menyindir atau memberi gelaran tidak baik seperti pendek, berkulit hitam atau gemuk.

5. Sombong yang berpuncak daripada kelebihan harta yang diberi Allah membuat kita lupa daratan, berbangga dengan kekayaan yang ada, rumah besar, kereta BMW mewah hingga memandang rendah orang yang kurang berada.

6. Sombong kerana kekuatan dan kegagahan diri. Semua orang akan dibuli kerana kuatnya badan kita tidak terperi, hingga boleh memakan kaca, kunyah besi, boleh menarik bas dan lori hanya dengan gigi, boleh dihempap badan dengan batu dan besi, atau sebagainya.

7. Sombong dan berbangga kerana ramainya pengikut setia di belakang diri, sepertinya orang alim berbangga dengan ramainya murid yang memuji. Guru silat pula berbangga dengan ramainya murid yang tidak lut ditetak parang dan dijilat api.


Oleh itu, hendaklah kita memeriksa diri kita betul-betul, lihat sama ada 7 perkara yang membawa kepada penyakit sombong ini ada pada kita atau tidak. Penawarnya ada di tangan sendiri kerana penyakit sombong ini hanya akan memakan diri. Tidak sekarang, mungkin di masa akan datang. Ubatilah sifat sombong itu dan jangan sesekali menghina orang lain kerana ianya sifat yang dilaknat oleh Allah. Fikirkanlah..

Rasulullah SAW bersabda:

“Orang yang sombong, keras kepala dan takbur, akan dikumpulkan pada hari kiamat, dalam bentuk semut yang kecil, yang dipijak mereka oleh manusia, kerana hinanya mereka pada Allah.” (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dari Abu Hurairah)

Kamis, 13 Desember 2012

INILAH 51 KEUTAMAAN DZIKIR

(1) Dengan dzikir akan mengusir setan.

(2) Dzikir mudah mendatangkan ridho Ar Rahman.

(3) Dzikir dapat menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.

(4) Dzikir membuat hati menjadi gembira dan lapang.

(5) Dzikir menguatkan hati dan badan.

(6) Dzikir menerangi hati dan wajah pun menjadi bersinar.

(7) Dzikir mudah mendatangkan rizki.

(8) Dzikir membuat orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.

(9) Dzikir akan mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam.

(10) Dzikir akan mendekatkan diri seseorang pada Allah sehingga memasukkannya pada golongan orang yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihatnya.

(11) Dzikir akan mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.

(12) Dengan berdzikir, seseorang akan semakin dekat pada Allah sesuai dengan kadar dzikirnya pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin ia lalai dari dzikir, ia pun akan semakin jauh dari-Nya.

(13) Dzikir akan semakin menambah ma’rifah (pengenalan pada Allah). Semakin banyak dzikir, semakin bertambah ma’rifah seseorang pada Allah.

(14) Dzikir mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin menundukkan diri pada-Nya. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir akan semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah.

(15) Dzikir akan mudah meraih apa yang Allah sebut dalam ayat,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

“Ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152). Ibnul Qayyim mengatakan, “Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.”

(16) Dengan dzikir, hati akan semakin hidup. Ibnul Qayyim pernah mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,

الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء ؟

“Dzikir pada hati semisal air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?”

(17) Hati dan ruh semakin kuat dengan dzikir. Jika seseorang melupakan dzikir maka kondisinya sebagaimana badan yang hilang kekuatan. Ibnul Qayyim rahimahullah menceritakan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sesekali pernah shalat Shubuh dan beliau duduk berdzikir pada Allah Ta’ala sampai beranjak siang. Setelah itu beliau berpaling padaku dan berkata, ‘Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berdzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku’ –atau perkataan beliau yang semisal ini-.

(18) Dzikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati disebabkan lalai dari dzikir pada Allah. Sedangkan kilapnya hati adalah dengan dzikir, taubat dan istighfar.

(19) Dzikir akan menghapus dosa karena dzikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan menghapus kejelekan.

(20) Dzikir pada Allah dapat menghilangkan kerisauan.

(21) Ketika seorang hamba rajin mengingat Allah (berdzikir), maka Allah akan mengingat dirinya di saat ia butuh.

(22) Jika seseorang mengenal Allah -dengan dzikir- dalam keadaan lapang, Allah akan mengenalnya dalam keadaan sempit.

(23) Dzikir akan menyelematkan seseorang dari adzab neraka.

(24) Dzikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat, dan dikelilingi oleh malaikat.

(25) Dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.

(26) Majelis dzikir adalah majelis para malaikat dan majelis orang yang lalai dari dzikir adalah majelis setan.

(27) Orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan orang-orang di sekitarnya.

(28) Dzikir akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.

(29) Karena tangisan orang yang berdzikir, Allah akan memberikan naungan ‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.

(30) Sibuknya seseorang pada dzikir adalah sebab Allah memberi untuknya lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.

(31) Dzikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.

(32) Dzikir adalah tanaman surga.

(33) Pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berdzikir tidak diberikan pada amalan lainnya.

(34) Senantiasa berdzikir pada Allah menyebabkan seseorang tidak mungkin melupakan-Nya. Orang yang melupakan Allah adalah sebab sengsara dirinya dalam kehidupannya dan di hari ia dikembalikan. Seseorang yang melupakan Allah menyebabkan ia melupakan dirinya dan maslahat untuk dirinya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al Hasyr: 19)

(35) Dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan hari berbangkit.

(36) Dzikir adalah ro’sul umuur (inti segala perkara). Siapa yang dibukakan kemudahan dzikir, maka ia akan memperoleh berbagai kebaikan. Siapa yang luput dari pintu ini, maka luputlah ia dari berbagai kebaikan.

(37) Dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap (yang lalai). Hati bisa jadi sadar dengan dzikir.

(38) Orang yang berdzikir akan semakin dekat dengan Allah dan bersama dengan-Nya. Kebersamaan di sini adalah dengan kebersamaan yang khusus, bukan hanya sekedar Allah itu bersama dalam arti mengetahui atau meliputi hamba-Nya. Namun kebersamaan ini menjadikan lebih dekat, mendapatkan perwalian, cinta, pertolongan dan taufik Allah. Kebersamaan yang dimaksudkan sebagaimana firman Allah Ta’ala,

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. An Nahl: 128)

وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 249)

وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

“Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69)

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS. At Taubah: 40)

(39) Dzikir dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak, menafkahkan harta, juga dapat menyamai seseorang yang menunggang kuda dan berperang dengan pedang (dalam rangka berjihad) di jalan Allah.

Sebagaimana terdapat dalam hadits,

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ

“Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syain qodiir dalam sehari sebanyak 100 kali, maka itu seperti memerdekakan 10 budak.”[1]

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Sungguh aku banyak bertasbih pada Allah Ta’ala (mengucapkan subhanallah) lebih aku sukai dari beberapa dinar yang aku infakkan fii sabilillah (di jalan Allah).”

(40) Dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah dikatakan bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,

« يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »

“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).”[2] Dalam hadits ini digabungkan antara dzikir dan syukur. Begitu pula Allah Ta’ala menggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Ta’ala,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152). Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan dzikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan keberuntungan.

(41) Makhluk yang paling mulia adalah yang bertakwa yang lisannya selalu basah dengan dzikir pada Allah. Orang seperti inilah yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah. Ia pun menjadikan dzikir sebagai syi’arnya.

(42) Hati itu ada yang keras. Kerasnya hati dapat dilebut dengan berdzikir pada Allah. Oleh karena itu, siapa yang ingin sembuh dari hati yang keras, maka perbanyaklah dzikir pada Allah.

Ada yang berkata kepada Al Hasan, “Wahai Abu Sa’id, aku mengadukan padamu akan kerasnya hatiku.” Al Hasan berkata, “Lembutkanlah dengan dzikir pada Allah.”

Ketika hati semakin lalai, semakin keras hati tersebut. Jika seseorang berdzikir pada Allah, lelehlah kekerasan hati sebagaimana timah itu dapat meleleh dengan api. Kerasnya hati akan meleleh semisal itu, yaitu dengan dzikir pada Allah.

(43) Dzikir adalah obat hati sedangkan lalai dari dzikir adalah penyakit hati.

Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Dzikir kepada Allah adalah obat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”

(44) Tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah dan selamat dari murka-Nya selain dzikir pada Allah. Jadi dzikir adalah sebab datangnya nikmat dan tertolaknya murka Allah. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” (QS. Ibrahim: 7). Dzikir adalah inti syukur sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Sedangkan syukur akan mendatangkan nikmat dan semakin bersyukur akan membuat nikmat semakin bertambah.

(45) Dzikir menyebabkan datangnya shalawat Allah dan dari malaikat bagi orang yang berdzikir. Dan siapa saja yang mendapat shalawat (pujian) Allah dan malaikat, sungguh ia telah mendapatkan keuntungan yang besar. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43)

“Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. Al Ahzab: 41-43)

(46) Dzikir kepada Allah adalah pertolongan besar agar seseorang mudah melakukan ketaatan. Karena Allah-lah yang menjadikan hamba mencintai amalan taat tersebut, Dia-lah yang memudahkannya dan menjadikan terasa nikmat melakukannya. Begitu pula Allah yang menjadikan amalan tersebut sebagai penyejuk mata, terasa nikmat dan ada rasa gembira. Orang yang rajin berdzikir tidak akan mendapati kesulitan dan rasa berat ketika melakukan amalan taat tersebut, berbeda halnya dengan orang yang lalai dari dzikir. Demikianlah banyak bukti yang menjadi saksi akan hal ini.

(47) Dzikir pada Allah akan menjadikan kesulitan itu menjadi mudah, suatu yang terasa jadi beban berat akan menjadi ringan, kesulitan pun akan mendapatkan jalan keluar. Dzikir pada Allah benar-benar mendatangkan kelapangan setelah sebelumnya tertimpa kesulitan.

(48) Dzikir pada Allah akan menghilangkan rasa takut yang ada pada jiwa dan ketenangan akan mudah diraih. Sedangkan orang yang lalai dari dzikir akan selalu merasa takut dan tidak pernah merasakan rasa aman.

(49) Dzikir akan memberikan seseorang kekuatan sampai-sampai ia bisa melakukan hal yang menakjubkan. Contohnya adalah Ibnu Taimiyah yang sangat menakjubkan dalam perkataan, tulisannya, dan kekuatannya. Tulisan Ibnu Taimiyah yang ia susun sehari sama halnya dengan seseorang yang menulis dengan menyalin tulisan selama seminggu atau lebih. Begitu pula di medan peperangan, beliau terkenal sangat kuat. Inilah suatu hal yang menakjubkan dari orang yang rajin berdzikir.

(50) Orang yang senantiasa berdzikir di jalan, di rumah, di lahan yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat. Karena tempat-tempat tadi, semisal gunung dan tanah, akan menjadi saksi baginya di hari kiamat. Kita dapat melihat hal ini pada firman Allah Ta’ala,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)

“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.” (QS. Az Zalzalah: 1-5)

(51) Jika seseorang menyibukkan diri dengan dzikir, maka ia akan terlalaikan dari perkataan yang batil seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), perkataan sia-sia, memuji-muji manusia (secara berlebihan), dan mencela manusia. Karena lisan sama sekali tidak bisa diam. Lisan boleh jadi adalah lisan yang rajin berdzikir dan boleh jadi adalah lisan yang lalai. Kondisi lisan adalah salah satu di antara dua kondisi tersebut. Ingatlah bahwa jiwa jika tidak tersibukkan dengan kebenaran, maka pasti akan tersibukkan dengan hal yang sia-sia.[3]
Referensi :
www.muslim.or.id
 

CARA MEMBUAT HATI DAN FIKIRAN TENANG,,

1. Pandai Bersyukur

Kita harus sering melihat kondisi orang yang berada di bawah kita dan membatasi melihat oang2 yang berada di atas kita. Kita akan merasa cukup walaupun hidup sederhana apa adanya. Apa yang kita dapat akan lebih bermakna dibandingkan orang yang memiliki segunung harta tetapi selalu merasa kurang.

2. Jangan terlalu Mengejar Cita-Cita Keduniawian

Menghabiskan sebagian besar waktu demi mencari materi akan membuat kita menyesal di kemudian hari. Gunakan sebagian waktu yang ada untuk beramal, beribadah, sedekah, membangun keluarga yang bahagia, memberi kontribusi bagi lingkungan sosial masyarakat dan sebagainya.

3. Bantu Orang Lain & Selalu Berbuat Kebaikan Serta Amal Shaleh

Bangun suasana yang akrab dan kekeluargaan dengan saudara, tetangga dan orang2 d lingkungan kita karena manusia adalah makhluk sosial. Lingkungan sosial yang baik akan membantu kita hidup saling tolong-menolong satu sama lain, bergotong-royong, musyawarah, saling menjaga dan sebagainya.

4. Manajemen Emosi

Jaga emosi dan nafsu kita karena mereka dapat menghancurkan kita dan meninggalkan kita dalam penderitaan. Latih nafsu dan emosi dengan puasa. Jangan mudah terpancing emosi. Jadilah orang yang baik dan hindari menjadi orang jahat/penjahat. Biarkan saja orang lain bilang apa/melakukan apa, karena dunia penuh dengan ujian dan persoalan.

5. Hidup Sederhana

Dengan hidup sederhana kita akan selalu merasa berkecukupan dan hidup tenang lahir batin. Hidup mewah dan gelamor butuh biaya yang tidak sedikit dan harus terus menjaga image dengan banyak daya upaya. Dengan hidup sederhana dan rendah diri kita tidak akan mudah stres. Fokuslah ke kekayaan non materi dan fisik (kecantikan/ketampanan) karena orang akan lebih menghargai kita jika kita punya banyak kemampuan yang tidak dimiliki orang lain tetapi kita tidak sombong.

Senin, 10 Desember 2012

Jangan jadikan Aku Istrimu, ...

Jangan jadikan Aku Istrimu, ...
jika nanti dengan alasan bosan kamu
berpaling pada perempuan lain,
......kamu harus tahu meski bosan
mendengar suara dengkurmu,
melihatmu begitu pulas,wajah siapapun
yang terlihat begitu sempurnapun takkan
mengalihkan pandanganku dari wajah
lelahmu setelah bekerja seharian.
 Jangan Jadikan Aku istrimu, ..
jika nanti kamu enggan bangun hanya
untuk mengganti popok anakmu ketika dia
terbangun tengah malam,
sedang selama 9 bulan aku harus
membawanya di perutku,
membuat badanku pegal dan tak bisa tidur
sesukaku.
Jangan Jadikan Aku Istrimu, ....
jika nanti kita tidak bisa berbagi baik suka
maupun sedih dan kamu lebih memilih
teman perempuanmu untuk bercerita.
kamu harus tahu meski begitu banyak
teman yang siap
menampung curahan hatiku,
padamu aku hanya ingin berbagi dan aku
bisa di ajak bercerita sebagai seorang
sahabat.
Jangan Jadikan Aku Istrimu, ...
jika nanti dengan alasan sudah tidak ada
kecocokan kamu memutuskan menceraikan
diriku
kamu tahu betul kita memang berbeda dan
bukan persamaan yang menyatukan kita
tapi komitmen kita untuk hidup bersama.
Jangan Jadikan Aku Istrimu, ...
jika nanti kamu memilih tamparan dan
kata2 kasar untuk memperinagtkan
kesalahanku, sedang aku tidak tuli dan
masih bisa mendengar kata-katamu yang
lembut tapi berwibawa.
Jangan Pilih Aku Sebagai Istrimu, ....
jika nanti setelah seharian bekerja kamu
tidak segera pulang dan memilih bertemu
dengan teman-temanmu.
Sedang seharian aku sudah begitu lelah
dengan cucian dengan setrikaan yang
menumpuk dan aku bahkan tidak sempat
menyisir rambutku, anak dan rumah bukan
hanya kewajibanku karena kamu
menikahiku bukan untuk jadi pembantu
tapi pendamping hidupmu dan jika boleh
memilih aku akan memilih mencari uang
dan kamu di rumah saja sehingga kamu
tahu bagaimana rasanya.
Jangan Pilih Aku Sebagai Istrimu, ..
jika nanti kamu lebih sering berkutat
dengan pekerjaanmu bahkan di hari
minggu daripada meluangkan waktu
bersama keluarga.
Aku memilihmu bukan karena aku tahu aku
akan hidup nyaman dengan segala fasilitas
yang bisa kamu persembahkan untukku.
Harta tidak pernah lebih penting dari
kebersamaan kita membangun keluarga
krena kita tidak hidup hari ini saja.
Jangan Pilih Aku Jadi Istrimu, ...
jika nanti kamu malu membawaku ke pesta
pernikahan teman-temanmu dan
memperkenalkanku sebagai istrimu.
Meski aku bangga karena kamu memilihku
tapi takkan ku biarkan kata-katamu
menyakitiku bagiku pasangan bukan
sebuah trofi apalagi pajangan,
bukan hanya seseorang yang sedap di
pandang mata
tapi menyejukkan batin ketika dunia tak
lagi menyapa.
Rupa adalah anugerah yang akan pudar
terkikis waktu dan pada saat itu kamu akan
tahu kalau pikiran dangkal telah
menjerumuskanmu.
Jangan Pilih Aku Sebagai Istrimu,...
jika nanti kamu berpikir akan mencari
pengganti
ketika tubuhku tak selangsing sekarang.
Kamu tentunya tahu kalau kamu juga ikut
andil besar dengan melarnya tubuhku
karena aku tidak punya waktu untuk diriku
sedang kamu selalu menyempatkan diri
ketika teman-temanmu mengajakmu
berpetualang.
Jangan Buru-buru Menjadikan Aku
Istrimu, ...
jika saat ini kamu masih ingin bersenang-
senang dengan teman-temanmu dan
beranggapan aku akan melarangmu
bertemu mereka setelah kita menikah.
Kamu tidak tahu akupun masih ingin
menghabiskan waktu bersama teman-
temanku untuk sekedar ngobrol atau
creambath di salon dan tidak ingin apa
yang di sebut "kewajiban" membuatku
terisolasi dari pergaulan aku semakin d
sibukkan dengan urusan rumah tangga.
Menikah bukan untuk menghapuskan
identitas kita sebagai individu tapi kita tahu
kita harus selalu menghormati hak masing-
masing tanpa melupakan kewajiban.
Jangan Buru-buru Menikahiku, ...
jika saat ini kamu masih ingin meraih
impian mimpi muda aku hanya akan
menjadi penghalang untuk langkahmu itu,
meski menikah denganmu adalah impian
terbesarku,
aku tidak akan keberatan menunda itu
demi cita-citamu karena aku juga punya
cita-cita dan aku tahu bagaimana rasanya
jika berhasil meraihnya.
Jangan Buru-buru Menikahiku, ..
jika saat ini kamu sungkan pada orang
tuaku dan merasa tidak nyaman karena
waktu semakin menunjukkan kekuasaanya.
Bagiku hidup lebih lebih dari angka yang
kita sebut umur,
aku tidak ingin menikah karena kewajiban
atau untuk menyenangkan keluargaku.
Menikah denganmu adalah salah satu
keputusan terbesar dalam hidupku yang
tidak ingin ku sesali hanya karena terburu-
buru.
Jangan Buru-buru Menikahiku, ..
jika sampai saat ini kamu masih berpikir
mencuci adalah pekerjaan perempuan,
aku takkan keberatan membetulkan
genting rumah dan berubah menjadi
satpam untuk melindungi anak-anak dan
hartamu ketika kamu keluar kota.
Hapus Aku Dari Daftar Calon Istrimu, ..
jika saat ini masih ada perempuan yang
menarik hatimu

Sabtu, 08 Desember 2012

Doa untuk mendapatkan jodoh

Ya Allah
*Jika jodoh hamba masih di langit turun kanlah
*Jika jodoh hamba masih di bumi keluarkanlah

*Jika jodoh hamba masih jauh dekatkanlah
*Jika jodoh hamba sudah di lahirkan maka pertemukanlah

Ya Allah
*ijinkanlah hamba merasakan kasihsayang dari orang yang halal
*ijinkanlh hamba menggenggam tangan yang sudah halal
*Ijinkanlah hamba bergandengan dengan orang yang tidak lagi haram
*Ijinkanlah hamba mencintai orang yang memang Engkau ciptakan dan Engkau tetapkan menjadi jodoh hamba
*Ijinkanlah hamba menyempurnakan agama yang masih separuh ini

Ya Allah
.*jangan engkau biarkan hamb sendiri ini terlalu lama
*jangan Engkau biarkan malam malam hamba berdindingkan sepi

Ya Allah
*dia jodoh hamba adalah milikMU kepada siapa lagi hamba memohon kalau tidak kepadaMU

Ya Allah
*ijinkanlah hamba bertemu dengan dia sebelum nyawa lepas dari raga

Sudahi penantian ini Ya Allah

Kamis, 06 Desember 2012

PILIHLAH KRITERIA ISTRI SESUAI KEINGINAN ANDA.......

PILIHLAH KRITERIA ISTRI SESUAI KEINGINAN ANDA.......
Wanita itu dinikahi karena 4 hal;
1. Karena hartanya,
2. Karena keturunannya,
3. Karena kecantikannya,

4. karena agamanya.
Pilihlah wanita yang memiliki agama, engkau akan bahagia.

Selasa, 04 Desember 2012

HIDUP

"Hidup Biar Berjasa...
Mati Biar Beriman...
Berfikir Biar Berilmu...
Berbicara Biar Berbahasa...
Bergaul Biar Beradab...
Berakal Biar Berakhlak..
Yang Miskin Jangan Dihina...
Yang Kaya Jangan Disanjung...
Yang Lemah Jangan Dipijak..
Yang Berkuasa Jangan Dijulang...
Taburkan Budi Dan Kasih Sayang Di setiap Perhentian
Sebelum Tibanya Kita Di Perhentian Yang ABADI "....

◕ YANG SULIT DIUNGKAPKAN WANITA ◕


◕ Ketika seorang wanita berbicara denganmu sambil menatapmu sampai ke dalam matamu, secara tidak langsung dia ingin mengatakan kepadamu bahwa dia ingin memasuki kehidupanmu dan ada di hari2mu.

◕ Ketika seorang wanita tidak bosan2nya mengingatkanmu untuk makan, mengingatkanmu untuk hal2 yang menurutmu sepele dia tidak sedang berusaha menjadi ibu yang
ingin selalu

mengaturmu, dia hanya ingin memberimu perhatian.

◕ Ketika seorang wanita mulai jengkel saat kamu terlalu asik dengan hobi atau dengan teman2mu dia tidak sedang menjadi seorang yang egois, dia hanya ingin sedikit perhatian darimu.

◕ Ketika seorang wanita mulai marah2 tanpa sebab dan berbicara tidak karuan dia sedang menginginkan sesuatu tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatakannya kepadamu.

◕ Ketika seorang wanita mulai berteman dekat dengan teman2mu dia tidak sedang berniat ingin tahu dan mencampuri urusanmu, dia hanya ingin mengenal lingkunganmu dan ingin merasa diterima oleh teman2mu.

◕ Ketika seorang wanita mulai dekat dengan pria lain dan dia secara terang2an memberitahumu dia tidak sepenuhnya ingin meninggalkan atau melupakanmu. Dia hanya sedang mencari sosok dirimu dalam diri orang lain. Dan sebenarnya dia hanya ingin kamu merasa sedikit cemburu.

◕ Ketika seorang wanita ingin kamu melakukan sesuatu untuknya dan menyuruhmu berjanji untuknya dia ingin melihat kesungguhanmu untuk benar2 menepati janjimu, bukan orang lain, bahkan bila orang lain bisa memberikan yang lebih darimu.

◕ Ketika seorang wanita menertawakan kesalahan atau kekonyolanmu, dia tidak sedang menertawakan kebodohanmu, dia hanya mencoba mengenal dan melihat sisi lain dari dirimu, dan mencoba menerima kekuranganmu.

◕ Ketika seorang wanita melihat seseorang yang disayanginya sedang berjuang meraih sesuatu dia sebenarnya tidak akan hanya diam. Dia mengkhawatirkan keadaanmu. Dia berusaha menjadi penyemangatmu, membangunkanmu terlalu pagi, dan tidak pernah berhenti berdoa untuk keberhasilanmu.

◕ Ketika wanita sedang menghadapi masalah dan yang bisa dia lakukan hanyalah diam yang dia butuhkan sebenarnya bukan kata2 penghibur darimu. Yang benar2 dia inginkan hanyalah kamu ada bersamanya dan menemaninya di sampingnya.

" WANITA ITU...."

" WANITA ITU...."

Bismillaahirrahmaanirrahiim,,

WANITA ITU SEDERHANA..
Ia hanya ingin dihargai oleh lelaki yang dicintainya.
Ia hanya ingin dijaga kehormatannya oleh kekasih halalnya.
Ia hanya butuh ketulusan dan kasih sayang yang sesungguhnya.

WANITA ITU KUAT..

Ia mampu tetap tersenyum kala teriris hatinya.
Ia mampu tetap berharap walau terkadang hanya kebohongan yang didapatkan.
Ia mampu tetap bertahan kala tak sanggup lagi hatinya menanggung beban.

WANITA ITU PENYEMANGAT..
Ia dapat menjadi pendukung sejatimu seumur hidup.
Ia mampu membuat semangatmu kembali menyala ketika engkau mencoba menyerah.
Ia akan tetap mendukungmu untuk terus berjuang dengan belaian kasih sayangnya.

WANITA ITU MUDAH MEMAAFKAN..
Ia akan memaafkan ketika engkau mencoba membohonginya.
Ia akan memaafkan ketika engkau mencoba menduakan cintanya.
Ia akan memaafkan ketika engkau mencoba memarahinya.
Ia akan selalu memaafkan bahkan ketika khilafmu sudah teramat besar kepadanya.

BUKAN KERANA IA BODOH..
Melainkan kerana besar harapannya agar engkau kembali pada jalan yang benar.

BUKAN KERANA IA LEMAH..
Melainkan kerana kekuatan kasih sayang yang ingin ia tunjukkan agar engkau tetap bahagia.

Wanita diciptakan dari tulang rusukmu wahai kaum Adam.
Maka jagalah kehormatan mereka.
Naikkanlah derajat mereka.
Mereka diciptakan untuk hidup berdampingan denganmu wahai kaum Adam.
Mereka tidak ingin berada diatasmu. Tapi ingin selalu di sampingmu.

Maka hargailah wanita..
Muliakanlah mereka semulia akhlakmu yang engkau contohkan.
Cintailah mereka seperti mereka yang selalu setia mencintaimu.
Bersikap lembutlah kepada mereka kerana mereka adalah bagian dari ragamu.

RENUNGAN UNTUKKU,UNTUKMU DAN UNTUK KITA SEMUA ...

RENUNGAN UNTUKKU,UNTUKMU DAN UNTUK KITA SEMUA ...

♥ Cinta bukan kerana kamu menyimpan ratusan
fotonya dalam Hp_mu.
♥ Cinta bukan kerana kamu sering chating sama
dia sehari semalam.
♥ Cinta bukan kerana dia memberimu hadiah
yang mewah.
♥ Cinta bukan kerana kamu yang sering ngobrol
setiap waktu denganya.

♥ Cinta bukan ketika kamu mendekati cowok/
cewek imut hanya untuk membuat dia Jealous.

♥♥ Tetapi.. ♥♥

♥ Cinta adalah ketika kamu melakukan apa saja
untuk bersamanya meskipun hanya dalam waktu
singkat.
♥ Cinta adalah di saat kamu hanya ingin dia
bahagia.
♥ Cinta adalah ketika kamu selalu berfikir
tentangnya dalam setiap waktu.
♥ Cinta adalah ketika kamu merasa Jealous bila
dia menyapa dan akrab dengan gadis lain
meskipun itu hanya temanya.
♥ Cinta adalah ketika kamu mendengar lagu
kesukaanya, kamu teringat masa"denganya..
♥ Cinta adalah ketika kamu berani menemuinya
meskipun kamu dalam keadaan bersalah padanya.
♥ Cinta adalah ketika segalanya di dunia ini
mengingatkanmu tentangnya.
♥ Cinta adalah ketika dia pernah melukai
hatimu, tapi kamu masih tetap mencintainya.

Sabtu, 23 Juni 2012

Kerjakan

Kerjakan akheratmu seakan akan kau akan mati esok...

Kerjakan duniamu seakan akan kau hidup selamax...
Kejarlah akheratmu dunia pun akan kau dapat...
Kejar duniamu hanya dunia yg di dapat...

Kamis, 14 Juni 2012

DI BALIK DOA DOA YANG TIDAK DI KABULKAN ALLAH-

Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum. Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak istimewa. Sholat masih bolong-bolong. 

Kelakuannya juga sering nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang dia doain, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia pun dateng ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.

Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.

Kalau pengamennya yang dateng rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka, bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz.

Pak ustadz pun tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh, datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah, ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet dikabulin, apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.

Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket sama Allah. Udah dibiarin biar bergelimang dosa aja dia ini. Makanya Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah lagi.

Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak. Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa kurang kita di situ.
Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul amat menyayanginya. ambil Hikmah dari cerita ini ,

Semoga Bermanfaat

Satu ketika kau bertanya..

Satu ketika kau bertanya..

Sudikah kau menjadi Makmum disetiap solatku agar solatku lebih bermakna dan terjaga hendaknya..

Sudikah kau menjadi Penjaga diri dan maruahku agar hidupku lebih tenang dan bahagia.. ...

Sudikah kau menjadi Pendidik hati dan jiwaku agar rohaniku terisi hikmahNya dan akhlakku terjaga hendaknya..
Sudikah kau menjadi Pemerhati setiap gerak dan langkahku agar aku tahu mana salah dan buruk lakuku...

Sudikah kau menjadi Peneman di kala suka dan dukaku agar satu hari, jika ujian itu dtg air mataku ada yg menghapuskan..

Sudikah kau menjadi Pembela diriku dan agamaku agar aku terus berada di atas jln yg benar..

Sudikah kau menjadi Penggerak semangatku..agar bila aku kelesuan ,kau mampu memberi bantuan walau hanya sekadar senyuman..

Sudikah kau menjadi Sahabat buat diriku..mendengar luahan hatiku agar aku boleh berbicara apa sahaja denganmu tanpa rasa ragu..

Sudikah kau menjadi Penghibur tika ku kesunyian agar aku boleh ketawa riang..

Satu ketika aku menjawab…

“Ya, Aku sudi.. Karena kau pilihanku karena ILLAHI dan Kau juga memilihku kerana petunjuk RABBI

Tetapi, Izinkan aku bertanya kepadamu..

Sudikah kau terus menjadi IMAM di setiap SOLATKU..? jika aku sudah tidak seperti dulu? Menjadi Penjaga, Pendidik, Pemerhati, Peneman, Pembela, Penggerak, Sahabat dan Penghiburku.??

Jika suatu ketika nanti aku sudah tidak mampu lagi menjadi Makmum di setiap solatmu…

Jika aku sudah tidak mampu lagi..

♥ menjagamu,
♥ menemanimu
♥ memerhatikanmu,
♥ mendidikmu
♥ membelamu,
♥ menggerakkanmu
♥ menjadi sahabatmu dan
♥ menghiburkanmu

Sudikah kamu wahai …………………? Aku percaya..kau masih sudi....^_^ “

Karena Aku pilihanmu kerana ILLAHI dan Aku juga telah memilihmu kerana petunjuk RABBI..

Sabtu, 19 Mei 2012

seorang suami dari seorang istri yang juga tak luput dari kekhilafan

Suatu hari Rasulullah SAW pulang dari perjalanan jihad fisabilillah. Beliau SAW pulang diiringi oleh para sahabat. Di depan pintu gerbang kota Madinah tampak Aisyah, istri beliau SAW, yang sudah menunggu dengan penuh harap dan rasa rindu. Akhirnya Rasulullah SAW tiba juga ditengah kota Madinah. Aisyah menyambut dengan sukacita kedatangan sang suami tercinta. Saat Rasulullah SAW dirumah dan beristirahat sejenak melepas lelah, Aisyah berada dibelakang rumah, tengah sibuk membuatkan minuman untuk sang suami. Lalu minuman itupun segera disuguhkan kepada Rasulullah SAW dan beliau SAW pun meminumnya perlahan hingga ketika minuman tersebut hampir habis, tiba tiba Aisyah berkata, “ Ya Rasulullah, biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku, tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?” Rasulullah SAW hanya diam dan malah hendak melanjutkan meminum habis sisa air di gelas itu.

Lantas Aisyah bertanya lagi, “Ya Rasulullah, biasanya engkau memberikan sebagian minuman kepadaku tapi kenapa pada hari ini tidak kau berikan gelas itu?” Akhirnya Rasulullah SAW pun memberikan sebagian air yang tersisa di gelas itu. Aisyah langsung saja meminumnya, tetapi ia sontak kaget dan kemudian memuntahkan air yang sebenarnya sudah berada di dalam mulutnya. Ternyata air itu sungguh terasa asin, bukannya terasa manis. Aisyah baru tersadar dari khilafnya, bahwa minuman yang dibuatnya tadi ternyata tanpa sengaja tercampur dengan garam, bukan gula. Kemudian Aisyah langsung meminta maaf kepada Rasulullah SAW.

Itulah sebagian dari banyaknya kemuliaan akhlak Rasulullah SAW, sebagai seorang suami dari seorang istri yang juga tak luput dari kekhilafan. Beliau SAW memaklumi kesalahan yang dilakukan oleh istrinya, tidak menasihatinya dengan kata-kata kasar, apalagi membentaknya atau memarahinya. Rasulullah SAW memang sungguh telah memberikan suri-tauladan yang baik, bahwasanya akhlak yang mulia itu bisa dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga kita. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh beberapa perawi (At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban) menyebutkan bahwa, “Lelaki yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya kepada istrinya.”

Benar pula nasihat Muhammad Al-Ghazali (1917-1996), “Pernikahan itu bukan sekadar penyaluran kecenderungan badani, tetapi menampilkan kebersamaan dalam materi, tata krama, dan sosial yang menuntut berbagai keahlian.”

Jumat, 30 Maret 2012

Seorang Anak Buta, "Berpikirlah Dari Sudut Pandang Yang Berbeda"

Seorang anak buta duduk bersila di sebuah tangga pintu masuk pada sebuah supermarket. Yup, dia adalah pengemis yang mengharapkan belas kasihan dari para pengunjung yang berlalu lalang di depannya. Sebuah kaleng bekas berdiri tegak di depan anak itu dengan hanya beberapa keping uang receh di dalamnya, sedangkan kedua tangannya memegang sebuah papan yang bertuliskan “Saya buta, kasihanilah saya.” Ada Seorang pria yang kebetulan lewat di depan anak kecil itu. Ia merogoh sakunya, mengeluarkan beberapa keping uang receh, lalu memasukkannya ke dalam kaleng anak itu. Sejenak, pria itu memandang dan memperhatikan tulisan yang terpampang pada papan. Seperti sedang memikirkan sesuatu, dahinya mulai bergerak-gerak.

Lalu pria itu meminta papan yang dibawa anak itu, membaliknya, dan menuliskan beberapa kata di atasnya. Sambil tersenyum, pria itu kemudian mengembalikan papan tersebut, lalu pergi meninggalkannya. Sepeninggal pria itu, uang recehan pengunjung supermarket mulai mengalir lebih deras ke dalam kaleng anak itu. Kurang dari satu jam, kaleng anak itu sudah hampir penuh. Sebuah rejeki yang luar biasa bagi anak itu.

Beberapa waktu kemudian pria itu kembali menemui si anak lalu menyapanya. Si anak berterima kasih kepada pria itu, lalu menanyakan apa yang ditulis sang pria di papan miliknya. Pria itu menjawab, “Saya menulis, ‘Hari yang sangat indah, tetapi saya tidak bisa melihatnya.’ Saya hanya ingin mengutarakan betapa beruntungnya orang masih bisa melihat. Saya tidak ingin pengunjung memberikan uangnya hanya sekedar kasihan sama kamu. Saya ingin mereka memberi atas dasar terima kasih karena telah diingatkan untuk selalu bersyukur.”

Pria itu melanjutkan kata-katanya, “Selain untuk menambah penghasilanmu, saya ingin memberi pemahaman bahwa ketika hidup memberimu 100 alasan untuk menangis, tunjukkanlah bahwa masih ada 1000 alasan untuk tersenyum.”

Rabu, 28 Maret 2012

SUARA-SUARA YANG DI DENGAR MAYAT...

Yang Akan Ikut Mayat Adalah Tiga hal yaitu:
1. Keluarga
2. Hartanya
3. Amalnya

Ada Dua Yang Kembali Dan Satu akan Tinggal Bersamanya yaitu;
1. Keluarga dan Hartanya Akan Kembali
2. Sementara Amalnya Akan Tinggal Bersamanya.

Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad.....
Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan.....
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang Meninggalkanmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menguburmu."

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Te rkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
Mana Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak Bersuara"

Ketika Mayat Siap Dikafan...
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."

Ketika MayatDiusung....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."

Ketika Mayat Siap Dishalatkan....
Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat
Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik
Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."

Ketika MayatDibaringkan Di Liang Lahat....
Terdengar Suara Memekik Dari Langit,"Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini
Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis
Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka
Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa."

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....
Allah Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku.....
Kini Kau Tinggal Seorang Diri
Tiada Teman Dan Tiada Kerabat
Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..
Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri
Padahal, Karena Mereka Kau Pernah LanggarPerintahku
Hari Ini,....
Akan Kutunjukan Kepadamu
Kasih Sayang-Ku
Yang Akan Takjub Seisi Alam
Aku Akan Menyayangimu
Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".

Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa Yang Tenang
Kembalilah Kepada Tuhanmu
Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya
Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku
Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"

12 AZAB BAGI MEREKA YANG MENINGGALKAN SEMBAHYANG

Dalam sebuah hadis menerangkan bahwa Rasulullah S.A.W telah bersabda : "Barangsiapa yang mengabaikan solat secara berjemaah maka Allah S.W.T akan mengenakan 12 tindakan yang merbahaya ke atasnya. Tiga darinya akan dirasainya semasa di dunia ini antaranya :-

· Allah S.W.T akan menghilangkan berkat dari usahanya dan begitu juga terhadap rezekinya.

· Allah S.W.T mencabut nur orang-orang mukmin daripadanya.

· Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.


Tiga macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :

· Ruh dicabut ketika dia di dalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air laut.

· Dia akan merasa yang amat pedih ketika ruh dicabut keluar.

· Dia akan dirisaukan akan hilang imannya.

Tiga macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :-



Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat mungkar dan nakir yang sangat menggerunkan.

Kuburnya akan menjadi cukup gelap.

Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari bertemu jari).

Tiga lagi azab nanti di hari kiamat, antaranya :

ke atsanya menjadi sangat berat.

Allah S.W.T sangat murka kepadanya.

Allah S.W.T akan menyiksanya dengan api neraka.

Renungan Pagi: Empat Skenario

Skenario 1

Andaikan kita sedang naik di dalam sebuah kereta ekonomi. Karena tidak mendapatkan tempat duduk, kita berdiri di dalam gerbong tersebut. Suasana cukup ramai meskipun masih ada tempat bagi kita untuk menggoyang-goyangkan kaki. Kita tidak menyadari handphone kita terjatuh. Ada orang yang melihatnya, memungutnya dan langsung mengembalikannya kepada kita.
"Pak, handphone bapak barusan jatuh nih," kata orang tersebut seraya memberikan handphone milik kita. Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut? Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih dan berlalu begitu saja.

Skenario 2

Sekarang kita beralih kepada skenario kedua. Handphone kita terjatuh dan ada orang yang melihatnya dan memungutnya. Orang itu tahu handphone itu milik kita tetapi tidak langsung memberikannya kepada kita. Hingga tiba saatnya kita akan turun dari kereta, kita baru menyadari handphone kita hilang. Sesaat sebelum kita turun dari kereta, orang itu ngembalikan handphone kita sambil berkata, "Pak, handphone bapak barusan jatuh nih." Apa yang akan kita lakukan kepada orang tersebut? Mungkin kita akan mengucapkan terima kasih juga kepada orang tersebut. Rasa terima kasih yang kita berikan akan lebih besar daripada rasa terima kasih yang kita berikan pada orang di skenario pertama (orang yang langsung memberikan handphone itu kepada kita). Setelah itu mungkin kita akan langsung turun dari kereta.

Skenario 3

Marilah kita beralih kepada skenario ketiga.
Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, hingga kita menyadari handphone kita tidak ada di kantong kita saat kita sudah turun dari kereta.Kita pun panik dan segera menelepon ke nomor handphone kita, berharap ada orang baik yang menemukan handphone kita dan bersedia mengembalikannya kepada kita. Orang yang sejak tadi menemukan handphone kita (namun tidak memberikannya kepada kita) menjawab telepon kita. "Halo, selamat siang, Pak Saya pemilik handphone yang ada pada bapak sekarang," kita mencoba bicara kepada orang yang sangat kita harapkan berbaik hati mengembalikan handphone itu kembali kepada kita. Orang yang menemukan handphone kita berkata, "Oh, ini handphone bapak ya. Oke deh, nanti saya akan turun di stasiun berikut. Biar bapak ambil di sana nanti ya." Dengan sedikit rasa lega dan penuh harapan, kita pun pergi ke stasiun berikut dan menemui "orang baik" tersebut. Orang itu pun memberikan handphone kita yang telah hilang.
Apa yang akan kita lakukan pada orang tersebut? Satu hal yang pasti, kita akan mengucapkan terima kasih, dan sepertinya akan lebih besar daripada rasa terima kasih kita pada skenario kedua bukan? Bukan tidak mungkin kali ini kita akan memberikan hadiah kecil kepada orang yang menemukan handphone kita tersebut.

Skenario 4

Terakhir, mari kita perhatikan skenario keempat.
Pada skenario ini, kita tidak sadar handphone kita terjatuh, kita turun dari kereta dan menyadari bahwa handphone kita telah hilang, kita mencoba menelepon tetapi tidak ada yang mengangkat. Sampai akhirnya kita tiba di rumah. Malam harinya, kita mencoba mengirimkan SMS : "Bapak / Ibu yang budiman. Saya adalah pemilik handphone yang ada pada bapak / ibu sekarang. Saya sangat mengharapkan kebaikan hati bapak / ibu untuk dapat mengembalikan handphone itu kepada saya. Saya akan memberikan imbalan sepantasnya. "
SMS pun dikirim dan tidak ada balasan. Kita sudah putus asa. Kita kembali mengingat betapa banyaknya data penting yang ada di dalam handphone kita. Ada begitu banyak nomor telepon teman kita yang ikut hilang bersamanya. Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, orang yang menemukan handphone kita menjawab SMS kita, dan mengajak ketemuan untuk mengembalikan handphone tersebut.
Bagaimana kira-kira perasaan kita?
Tentunya kita akan sangat senang dan segera pergi ke tempat yang diberikan oleh orang itu. Kita pun sampai di sana dan orang itu
mengembalikan handphone kita.
Apa yang akan kita berikan kepada orang tersebut?
Kita pasti akan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepadanya, dan mungkin kita akan memberikannya hadiah (yang kemungkinan besar lebih berharga dibandingkan hadiah yang mungkin kita berikan di skenario ketiga).

> Moral <

Apa yang kita dapatkan dari empat skenario cerita di atas?
Pada keempat skenario tersebut, kita sama-sama kehilangan handphone, dan ada orang yang menemukannya.
Orang pertama menemukannya dan langsung mengembalikannya kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima kasih.
Orang kedua menemukannya dan memberikan kepada kita sesaat sebelum kita turun dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih yang lebih besar.
Orang ketiga menemukannya dan memberikan kepada kita setelah kita turun dari kereta. Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah dengan sedikit hadiah.
Orang keempat menemukannya, menyimpannya selama beberapa hari, setelah itu baru mengembalikannya kepada kita. Kita berikan dia ucapan terima kasih ditambah hadiah yang lebih besar.

Ada sebuah hal yang aneh di sini.
Cobalah pikirkan, di antara keempat orang di atas, siapakah yang paling baik?
Tentunya orang yang menemukannya dan langsung memberikannya kepada kita, bukan? Dia adalah orang pada skenario pertama.
Namun ironisnya, dialah yang mendapatkan reward paling sedikit di antara empat orang di atas.
Manakah orang yang paling tidak baik?
Tentunya orang pada skenario keempat, karena dia telah membuat kita menunggu beberapa hari dan mungkin saja memanfaatkan handphone kita tersebut selama itu. Namun, ternyata dia adalah orang yang akan kita berikan reward paling besar.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Kita memberikan reward kepada keempat orang tersebut secara tulus, tetapi orang yang seharusnya lebih baik dan lebih pantas mendapatkan banyak, kita berikan lebih sedikit.

OK, kenapa bisa begitu?
Ini karena rasa kehilangan yang kita alami semakin bertambah di setiap skenario. Pada skenario pertama, kita belum berasa kehilangan karena kita belum sadar handphone kita jatuh, dan kita telah mendapatkannya kembali. Pada skenario kedua, kita juga belum merasakan kehilangan karena saat itu kita belum sadar, tetapi kita membayangkan rasa kehilangan yang mungkin akan kita alami seandainya saat itu kita sudah turun dari kereta. Pada skenario ketiga, kita sempat merasakan kehilangan, namun tidak lama kita mendapatkan kelegaan dan harapan kita akan mendapatkan handphone kita kembali.
Pada skenario keempat, kita sangat merasakan kehilangan itu.Kita mungkin berpikir untuk memberikan sesuatu yang besar kepada orang
yang menemukan handphone kita, asalkan handphone itu bisa kembali kepada kita. Rasa kehilangan yang bertambah menyebabkan kita semakin menghargai handphone yang kita miliki.

Saat ini, adakah sesuatu yang kurang kita syukuri?
Apakah itu berupa rumah, handphone, teman-teman, kesempatan berkuliah, kesempatan bekerja, atau suatu hal lain. Namun, apakah yang akan terjadi apabila segalanya hilang dari genggaman kita. Kita pasti akan merasakan kehilangan yang luar biasa. Saat itulah, kita baru dapat mensyukuri segala sesuatu yang telah hilang tersebut. Namun, apakah kita perlu merasakan kehilangan itu agar kita dapat
bersyukur?
Sebaiknya tidak.
Syukurilah segala yang kita miliki, termasuk hidup kita, selagi itu masih ada. Jangan sampai kita menyesali karena tidak bersyukur ketika itu telah lenyap dari diri kita.

Jangan pernah mengeluh dengan segala hal yang belum diperoleh. Bahagialah dengan segala hal yang telah diperoleh. Sesungguhnya, hidup ini berisikan banyak kebahagiaan. Bila kita mampu memandang dari sudut yang benar.

Aku dijewer malaikat

Pengajian Ramadhan di Masjid Niaga Rahmat tadi menghadirkan nara sumber Prof.Dr. H. Didin Hafiduddin, MSc salah satu ustadz favoritku.

Dompet di saku celana kutarik keluar ketika melihat teman pengurus masjid menenteng kotak amal untuk diedarkan. Kujulurkan tanganku menyambut kotak tadi, langsung kuteruskan estafet ke teman sebelahku, tanpa memasukan uang sepeserpun.
Ya, niat berinfaq kuurungkan karena uang di dompetku semua lima puluh ribuan. Memang sempat terjadi pergulatan sengit antara niat berinfaq melawan pertimbangan2 pelit dalam diriku, tetapi hanya dalam sepersekian ribu detik sudah keluar sang pemenangnya, hari ini tidak berinfaq dulu. Pledoiku, kalau memang harus berinfaq lima puluh ribu, lebih baik saya infaqkan untuk masjid di perumahan saya. Di mataku, masjid ini mempunyai banyak jamaah dengan kekuatan financial yang tangguh, jadi kantung kasnya pasti jauh lebih ’borjuis’ dibandingkan dengan masjid2 lain seperti masjid dekat rumahku .
Aku sempat jengah, ketika sang professor idolaku menyampaikan kajian ’Mathematika Allah’, bahwa uang tidak akan berkurang sama sekali apabila kita keluarkan di jalan Allah, seperti untuk infaq, sodaqoh atau bahkan zakat. Secara nominal berkurang tetapi kita memiliki piutang yang nilainya bisa sampai tujuh ratus kali bahkan lebih dan pasti akan tertagih, entah kapan, bisa jadi di akhirat kelak. Ada yang perih mengiris pojok hati, penyesalan si kikir.

Di sekitar underpass Cawang yang selalu kulewati dalam perjalanan pulang kantor, banyak sekali orang minta minta dengan segala lagak dan gayanya. Lampu kabin kunyalakan untuk meyakinkan uang yang ada di laci dashboard, yang akan kusedekahkan masing-masing selembar ribuan, karena baru saja kukeluarkan dari dompet selembar lima puluh ribuan untuk membayar tol Pondok Gede Barat, sambil mengharapkan nanti akan memperoleh kembalian dengan pecahan lebih kecil.
Aku yakin sekali uang yang ku-bagi2kan ke orang yang minta minta semuanya dalam pecahan ribuan dan kusisakan dua lembar seribuan dan selembar limapuluh ribuan tadi, sambil pede sekali bahwa hutangku dengan kotak amal masjid tadi siang impas sudah.

Dalam antrian membayar karcis tol aku mengambil lembar lima puluhan ribu yang berada ditumpukan bawah, tetapi yang ketarik yang seribuan, karena hanya tiga lembar saya ambil semuanya dan saya terkejut, ternyata semuanya lembar seribuan.
Aku belum percaya, kunyalakan lampu kabin dan kucari di bawah laci dashboard dan di kolong, tidak ada sama sekali. Kewarasan otakku menyanggah kalau aku salah
memberi ke orang minta minta tadi dengan selembar lima puluh ribuan, wong semua sudah aku check di bawah lampu dan sangat jelas membedakan selembar ribuan dengan selembar lima puluh ribuan, lebarnyapun berbeda sekali.

Aku menjadi teringat, tadi ada salah satu ibu-ibu yang kukasih ’seribuan’ itu, menerima sambil membungkukkan badannya dalam sekali sambil bergumam yang tak jelas, pasti ibu2 tadi yang menerima selembar ribuan yang sudah ditukar oleh malaikat dengan lima puluh ribuan....

Istriku cekikikan ketika sampai rumah kuceriterakan kejadian itu, sambil ’sok ngustadzah’ berkomentar :” Dengan Gusti Allah kok etung2an, memang Allah hitung2an kalau memberi rezeki ke kita?”
Malam itu sholat Isya’ku lebih panjang, sujudku meninggalkan basah di tepian sajadah, ampuni hambaMu yang kikir ini ya Allah, alhamdulillah Engkau menjewerku tunai dan langsung, untuk memberi peringatan yang indah sekali dan sukses besar membuatku malu padaMU.

Selasa, 27 Maret 2012

3 Bulan tidak mampu memandang wajah suami..

Pernikahan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.

Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran.

Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh. Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.

Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara. Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata: ”betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”.

Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya. Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya. Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.

Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami. Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri.

Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur. Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apaan dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”. Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan. Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.

Dan subhanallah… Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga. Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim. Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan.

Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya. Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suamihttp://www.blogger.com/img/blank.gifnya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telepon istrinya dengan menangis pula.

Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.(Diterjemahkan dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya)

Referensi
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6705369

SHOLAT

Berdasarkan berbagai keterangan dalam Kitab Suci dan Hadits Nabi,dapatlah dikatakan bahwa shalat adalah kewajiban peribadatan (formal) yang paling penting dalam sistem keagamaan Islam. Kitab Suci banyak memuat perintah agar kita menegakkan shalat (iqamat al-shalah, yakni menjalankannya dengan penuh kesungguhan), dan menggambarkan bahwa kebahagiaan kaum beriman adalah pertama-tama karena shalatnya yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan. [1]). Sebuah hadits Nabi saw. menegaskan,"Yang pertama kali akan diperhitungkan tentang seorang hamba pada hari Kiamat ialah shalat: jika baik,maka baik pulalah seluruh amalnya; dan jika rusak, maka rusak pulalah seluruh amalnya." [2] Dan sabda beliau lagi,
"Pangkal segala perkara ialah al-Islam (sikap pasrah kepada Allah),tiang penyangganya shalat, dan puncak tertingginya ialah perjuangan di jalan Allah." [3]

Karena demikian banyaknya penegasan-penegasan tentang pentingnya shalat yang kita dapatkan dalam sumber-sumber agama, tentu sepatutnya kita memahami makna shalat itu sebaik mungkin. Berdasarkan berbagai penegasan itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa agaknya shalat merupakan "kapsul" keseluruhan ajaran dan tujuan agama, yang di dalamnya termuat ekstrak atau sari pati semua bahan ajaran dan tujuan keagamaan. Dalam shalat itu kita mendapatkan keinsyafan akan tujuan akhir hidup kita, yaitu penghambaan diri ('ibadah) kepada Allah, Tuhan
Yang Maha Esa, dan melalui shalat itu kita memperoleh pendidikan pengikatan pribadi atau komitmen kepada nilai-nilai hidup yang luhur. Dalam perkataan lain, nampak pada kita bahwa shalat mempunyai dua makna sekaligus: makna intrinsik, sebagai
tujuan pada dirinya sendiri dan makna instrumental, sebagai sarana pendidikan ke arah nilai-nilai luhur.

Makna Intrinsik Shalat (Arti Simbolik Takbirat al-Ihram)

Kedua makna itu, baik yang intrinsik maupun yang instrumental,dilambangkan dalam keseluruhan shalat, baik dalam unsur bacaannya maupun tingkah lakunya. Secara Ilmu Fiqih, shalat dirumuskan sebagai "Ibadah kepada Allah dan pengagungan-Nya
dengan bacaan-bacaan dan tindakan-tindakan tertentu yang dibuka dengan takbir (Allahu Akbar) dan ditutup dengan taslim (al-salam-u 'alaykam wa rahmatu-'l-Lah-i wa barakatah), dengan runtutan dan tertib tertentu yang diterapkan oleh agama
Islam." [4]

Takbir pembukaan shalat itu dinamakan "takbir ihram" (takbirat al-ihram), yang mengandung arti "takbir yang mengharamkan", yakni, mengharamkan segala tindakan dan tingkah laku yang tidak ada kaitannya dengan shalat sebagai peristiwa menghadap Tuhan. Takbir pembukaan itu seakan suatu pernyataan formal seseorang membuka hubungan diri dengan Tuhan (habl-un min-a 'l-Lah), dan mengharamkan atau memutuskan diri dari semua bentuk hubungan dengan sesama manusia (habl-un min al-nas - "hablum minannas"). Maka makna intrinsik shalat diisyaratkan dalam arti simbolik takbir pembukaan itu, yang melambangkan hubungan dengan Allah dan menghambakan diri kepada-Nya. Jika disebutkan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia oleh Allah agar mereka menghamba kepada-Nya, maka wujud simbolik terpenting penghambaan itu ialah shalat yang dibuka dengan takbir tersebut, sebagai ucapan pernyataan dimulainya sikap menghadap Allah.

Sikap menghadap Allah itu kemudian dianjurkan untuk dikukuhkan dengan membaca doa pembukaan (du'a al-iftitah),yaitu bacaan yang artinya,"Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Dia yang telah menciptakan seluruh langit dan bumi, secara hanif (kecenderungan suci kepada kebaikan dan kebenaran) lagi muslim (pasrah kepada Allah, Yang Maha Baik dan Benar itu), dan aku tidaklah termasuk mereka yang melakukan syirik." [5] Lalu dilanjutkan dengan seruan, "Sesungguhnya shalatku, darma baktiku, hidupku dan matiku untuk Allah Penjaga seluruh alam raya; tiada sekutu bagi-Nya. Begitulah aku diperintahkan, dan aku termasuk mereka yang pasrah (muslim)." [6]

Jadi,dalam shalat itu seseorang diharapkan hanya melakukan hubungan vertikal dengan Allah,dan tidak diperkenankanmelakukan hubungan horizontal dengan sesama makhluk (kecuali dalam keadaan terpaksa).Inilah ide dasar dalam takbir pembukaan sebagai takbirat al-ihram. Karena itu, dalam literatur kesufian berbahasa Jawa, shalat atau sembahyang dipandang sebagai "mati sajeroning hurip" (mati dalam hidup),karena memang kematian adalah panutan hubungan horizontal
sesama manusia guna memasuki alam akhirat yang merupakan "hari pembalasan" tanpa hubungan horizotal seperti pembelaan, perantaraan, ataupun tolong-menolong. [7]

Selanjutnya dia yang sedang melakukan shalat hendaknyamenyadari sedalam-dalamnya akan posisinya sebagai seorang makhluk yang sedang menghadap Khaliknya, dengan penuh keharuan, kesyahduan dan kekhusyukan. Sedapat mungkin ia menghayati kehadirannya di hadapan Sang Maha Pencipta itu sedemikian rupa sehingga ia "seolah-olah melihat Khaliknya";dan kalau pun ia tidak dapat melihat-Nya, ia harus menginsyafi sedalam-dalamnya bahwa "Khaliknya melihat dia", sesuai dengan makna ihsan seperti dijelaskan Nabi saw dalam sebuah hadits.
[8] Karena merupakan peristiwa menghadap Tuhan, shalat juga sering dilukiskan sebagai mi'raj seorang mukmin, dalam analogi dengan mi'raj Nabi saw yang menghadap Allah secara langsung di Sidrat al-Muntaha.

Dengan ihsan itu orang yang melakukan shalat menemukan salah satu makna yang amat penting ibaratnya, yaitu penginsyafan diri akan adanya Tuhan Yang Maha Hadir (omnipresent), sejalan dengan berbagai penegasan dalam Kitab Suci, seperti, misalnya:
"Dia (Allah) itu beserta kamu di manapun kamu berada, dan Allah Maha teliti akan segala sesuatu yang kamu kerjakan." [9]

Bahwa shalat disyariatkan agar manusia senantiasa memelihara hubungan dengan Allah dalam wujud keinsyafan sedalam-dalamnya akan ke-Maha-Hadiran-Nya, ditegaskan, misalnya, dalam perintah kepada Nabi Musa as. saat ia berjumpa dengan Allah di Sinai:"Sesungguhnya Aku adalah Allah, tiada Tuhan selain Aku.Maka sembahlah olehmu akan Daku, dan tegakkanlah shalat untuk mengingat-Ku!" [10] Dan ingat kepada Allah yang dapat berarti kelestarian hubungan yang dekat dengan Allah adalah juga berarti menginsyafkan diri sendiri akan makna terakhir hidup di dunia ini, yaitu bahwa "Sesungguhnya kita berasal dari Allah, dan kita akan kembali kepada-Nya". [11] Maka dalam literatur kesufian berbahasa Jawa, Tuhan Yang Maha Esa adalah "Sangkan-Paraning hurip" (Asal dan Tujuan hidup), bahkan "Sangkan-Paraning dumadi" (Asal dan Tujuan semua makhluk).

Keinsyafan terhadap Allah sebagai tujuan akhir hidup tentu akan mendorong seseorang untuk bertindak dan berpekerti sedemikian rupa sehingga ia kelak akan kembali kepada Allah dengan penuh perkenan dan diperkenankan (radliyah mardliyyah).
Oleh karena manusia mengetahui, baik secara naluri maupun logika, bahwa Allah tidak akan memberi perkenan kepada sesuatu yang tidak benar dan tidak baik, maka tindakan dan pekerti yang harus ditempuhnya dalam rangka hidup menuju Allah ialah
yang benar dan baik pula. Inilah jalan hidup yang lurus, yang asal-muasalnya ditunjukkan dan diterangi hati nurani (nurani,bersifat cahaya, yakni, terang dan menerangi), yang merupakan pusat rasa kesucian (fithrah) dan sumber dorongan suci manusia menuju kebenaran (hanif).

Tetapi manusia adalah makhluk yang sekalipun pada dasarnya baik namun juga lemah. Kelemahan ini membuatnya tidak selalu mampu menangkap kebaikan dan kebenaran dalam kaitan nyatanya dengan hidup sehari-hari. Sering kebenaran itu tak nampak padanya karena terhalang oleh hawa nafsu (hawa al-nafs,
kecenderungan diri sendiri) yang subyektif dan egois sebagai akibat dikte dan penguasaan oleh vested interest-nya. Karena itu dalam usaha mencari dan menemukan kebenaran tersebut mutlak diperlukan ketulusan hati dan keikhlasannya, yaitu sikap batin yang murni, yang sanggup melepaskan diri dari
dikte kecenderungan diri sendiri atau hawa nafsu itu. Begitulah, maka ketika dalam shalat seseorang membaca surat al-Fatihah --yang merupakan bacaan terpenting dalam ibadat itu-- kandungan makna surat itu yang terutama harus dihayati benar-benar ialah permohonan kepada Allah agar ditunjukkan
jalan yang lurus (al-shirath al-mustaqim). Permohonan itu setelah didahului dengan pernyataan bahwa seluruh perbuatan dirinya akan dipertanggungjawabkan kepada Allah basmalah), diteruskan dengan pengakuan dan panjatan pujian kepada-Nya
sebagai pemelihara seluruh alam raya (hamdalah),Yang Maha Pengasih (tanpa pilih kasih di dunia ini -al-Rahman) dan Maha Penyayang (kepada kaum beriman di akhirat kelak -al-Rahim).Lalu dilanjutkan dengan pengakuan terhadap Allah sebagai
Penguasa Hari Pembalasan, di mana setiap orang akan berdiri mutlak sebagai pribadi di hadapan-Nya selaku Maha Hakim,dikukuhkan dengan pernyataan bahwa kita tidak akan menghamba kecuali kepada-Nya saja semurni-murninya, dan juga hanya
kepada-Nya saja kita memohon pertolongan karena menyadari bahwa kita sendiri tidak memiliki kemampuan intrinsik untuk menemukan kebenaran.

Dalam peneguhan hati bahwa kita tidak menghambakan diri kecuali kepada-Nya serta dalam penegasan bahwa hanya kepada-Nya kita mohon pertolongan tersebut, seperti dikatakan oleh Ibn 'Atha' Allah al-Sakandari, kita berusaha
mengungkapkan ketulusan kita dalam memohon bimbingan ke arah jalan yang benar. Yaitu ketulusan berbentuk pengakuan bahwa kita tidak dibenarkan mengarahkan hidup ini kepada sesuatu apapun selain Tuhan, dan ketulusan berbentuk pelepasan
pretensi-pretensi akan kemampuan diri menemukan kebenaran. Dengan kata lain, dalam memohon petunjuk ke jalan yang benar itu, dalam ketulusan, kita harapkan senantiasa kepada Allah bahwa Dia akan mengabulkan permohonan.kita, namun pada saat yang sama juga ada kecemasan bahwa kebenaran tidak dapat kita tangkap dengan tepat karena kesucian fitrah kita terkalahkan oleh kelemahan kita yang tidak dapat melepaskan diri dari kungkungan kecenderungan diri sendiri."Harap-harap cemas" itu merupakan indikasi kerendahan hati dan tawadlu', dan sikap itu merupakan pintu bagi masuknya karunia rahmat llahi: "Berdoalah kamu kepada-Nya dengan kecemasan dan harapan! Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada mereka yang berbuat baik." [12]. Jadi, di hadapan Allah "nothing is taken for granted,"
termasuk perasaan kita tentang kebaikan dan kebenaran dalam hidup nyata sehari - hari. Artinya, apapun perasaan, mungkin malah keyakinan kita tentang kebaikan dan kebenaran yang kita miliki harus senantiasa terbuka untuk dipertanyakan kembali. Salah satu konsekuensi itu adalah "kecemasan." Jika tidak begitu maka berarti hanya ada harapan saja. Sedangkan harapan yang tanpa kecemasan samasekali adalah sikap kepastian diri yang mengarah pada kesombongan.Seseorang disebut sesat pada waktu ia yakin berada di jalan yang benar padahal sesungguhnya ia menempuh jalan yang keliru.

Keadaan orang yang demikian itu, lepas dari "iktikad baiknya"tidak akan sampai kepada tujuan, meskipun, menurut Ibn Taymiyyah, masih sedikit lebih baik daripada orang yang memang tidak peduli pada masalah moral dan etika; orang inilah yang mendapatkan murka dari Allah.

Maka diajarkan kepada kita bahwa yang kita mohon kepada Allahialah jalan hidup mereka terdahulu yang telah mendapat karuniakebahagiaan dari Dia, bukan jalan mereka yang terkena murka,dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Ini berarti adanya
isyarat pada pengalaman berbagai umat masa lalu. Maka ia juga mengisyaratkan adanya kewajiban mempelajari dan belajar darisejarah, guna menemukan jalan hidup yang benar. [13]

Disebutkan dalam Kitab Suci bahwa shalat merupakan kewajiban"berwaktu" atas kaum beriman.[14] Yaitu, diwajibkan pada waktu-waktu tertentu,dimulai dari dini hari (Subuh),diteruskan ke siang hari (Dhuhur), kemudian sore hari (Ashar), lalu sesaat setelah terbenam matahari (Maghrib) dan akhirnya di malam hari ('Isya). Hikmah di balik penentuan waktu itu ialah agar kita jangan sampai lengah dari ingat di waktu pagi, kemudian saat kita istirahat sejenak dari kerja (Dhuhur) dan,lebih -lebih lagi, saat kita "santai" sesudah bekerja (dariAshar sampai 'Isya). Sebab, justru saat santai itulah biasanya dorongan dalam diri kita untuk mencari kebenaran menjadi lemah, mungkin malah kita tergelincir pada gelimang kesenangan
dan kealpaan. Karena itulah ada pesan Ilahi agar kita menegakkan semua shalat, terutama shalat tengah, yaitu Ashar,[15] dan agar kita mengisi waktu luang untuk bekerja kerasmendekati Tuhan.[16]

Cintai Aku Apa Adanya

Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan Saya menyukai perasaan hangat yang muncul dihati saya ketika saya bersandar di bahunya yang bidang.

Dua tahun dalam masa pernikahan,saya harus Akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan-alasan saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan. Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-benar sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tidak pernah saya dapatkan.

Suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitif-nya kurang. Dan ketidakmampuannya dalam menciptakan suasana yang romantis dalam pernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkan perceraian.

"Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut. "Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan". Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan komputernya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak.

Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisa saya harapkan darinya? Dan akhirnya dia bertanya, "Apa yang dapat saya lsayakan untuk merubah pikiranmu?".

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah pikiran saya: Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tebing gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati.

Apakah kamu akan melakukannya untuk saya?" Dia termenung dan akhirnya berkata, "Saya akan memberikan jawabannya besok.". Hati saya langsung gundah mendengar responnya.

Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan saya menemukan selembar kertas dengan oret-oretan tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan ...

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya." Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk membacanya.

" Sayang ketika kamu mengetik di komputer lalu program-program di PC-nya kacau dan akhirnya kau menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-jari saya supaya bisa membantumu dan memperbaiki programnya dan kamu bisa menyelesaikan pekerjaanmu.

Sayang, kamu juga selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus memberikan kaki saya supaya bisa mendobrak pintu, dan membukakan pintu untukmu ketika pulang.

Sayang, kamu suka jalan-jalan ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-tempat baru yang kamu kunjungi, saya harus menunggu di rumah agar bisa memberikan mata saya untuk menunjukkan jalan kepadamu.

Sayang, kamu selalu sakit dan pegal-pegal pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya, dan saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal.

Cinta, ketika kamu sedang diam di rumah, dan saya selalu kuatir kamu akan menjadi "aneh". Maka saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburmu di rumah atau meminjamkan lidahku untuk menceritakan hal-hal lucu yang saya alami.

Cinta, kamu terlalu sering menatap layar kaca TV dan Komutermu serta membaca buku sambil tiduran dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, maka saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu. Tanganku akan memegang tanganmu, membimbingmu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi dan pasir yang indah. Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indah seperti cantiknya wajahmu.

"Tetapi sayangku, saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena, saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku. Sayangku, saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu. Untuk itu sayang, jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, matsaya, tidak cukup bagimu. Saya tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu."

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha untuk membacanya.

"Dan sekarang, sayangku, kamu telah selasai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini, dan tetap menginginkanku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri disana menunggu jawabanmu. Jika kamu tidak puas, sayangku, biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barangku, dan saya tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagia saya bila kau bahagia."

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.

Aku peluk dia penuh kebahagiaan, oh, kini aku tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai aku lebih dari dia mencintaiku.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, padahal tanpa kita sadari Cinta itu telah terwujud dalam bentuk yang lain walau tidak sesuai dengan wujud yang kita harapkan

Seringkali kali kita menuntut Cinta kepada pasangan kita, namun jarang terfikir oleh kita sejauhmana Cinta yang telah kita berikan padanya. Berikan Cinta Kasih yang tulus kepadanya, kalaupun dia belum membalasnya yakinlah Allah pasti akan membalas dan membisikkan CintaNYA kepadanya untuk diberikan kepada kita.

Di bawah naungan ajaran Islam, kedua pasangan suami istri menjalani hidup mereka dalam kesenyawaan dan kesatuan dalam segala hal; kesatuan perasaan, kesatuan hati dan dorongan, kesatuan cita-cita dan tujuan akhir hidup dan lain-lain.

Di antara keagungan al-Qur'an dan kesempurnaannya, kita melihat semua makna tersebut, baik yang sempat terhitung atau pun tidak, tercermin pada satu ayat al-Qur'an, yaitu:
"Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka." (al-Baqarah:187)

Senin, 26 Maret 2012

PERNIKAHAN

Tujuan pernikahan tak hanya sekedar mempererat ikatan yang sah.
Namun juga memiliki banyak manfaat lainnya, seperti kesehatan.

Menikah ternyata membuat kesehatan Anda terus terjaga lebih baik.
Hal ini sangat berbeda jauh dengan kondisi mereka yang bercerai, single atau berselingkuh. Berikut ini manfaat menikah yang perlu Anda tahu,
yang dilansir melalui iDiva, Jumat (10/2).

Membuat Anda Lebih Bahagia

Pernikahan telah terbukti meningkatkan kebahagian. Pasangan menikah dan bahagia memungkinkan tubuhnya untuk melepas hormon senang. Inilah yang membuat Anda merasa lebih bahagia dan tidak marah-marah. Jika Anda sedang dalam suasana hati yang menyenangkan, semua orang positif tak akan menjauhi Anda.

Sistem Kekebalan Tubuh Lebih Baik

Menikah mendorong sistem imun seseorang. Orang yang menikah memiliki daya tahan tubuh yang lebih tinggi terhadap penyakit. "Anda akan lebih tenang. Sehingga membuat Anda kurang rentan terhadap pilek dan batuk," papar psikolog H'vovi Bhagwagar.

Mengurangi Sakit dan Nyeri

Ternyata, berada dalam hubungan yang stabil membuat Anda merasa aman untuk melewati semua masalah. Perasaan ini juga turut membantu mengatasi rasa dan nyeri yang lebih baik. Sebab, pasangan Anda akan selalu mendukung Anda untuk melewatinya.

Meningkatkan Konsentrasi

Pasangan yang peduli dan perhatian tak akan sungkan untuk berbagi peran dan tanggung jawab. "Pikiran kita tidak akan sibuk mengkhawatirkan anak di rumah atau bagaimana perasaan pasangan terhadap kita," tambah H'vovi. Hal ini memungkinkan Anda berkonsentrasi pada pekerjaan Anda

Siklus Bulanan Teratur

Memang benar jika siklus haid wanita tergantung dari beberapa hal, termasuk kesehatan, gizi, dan stres. Wanita yang sudah berumah tangga cenderung tidak mengalami tekanan.
Oleh karena itu, siklus haid mereka lebih teratur.

Menjauhkan Penyakit

Orang yang sudah menikah lebih sedikit gelisah dan cemas tentang masalah sepele. Mereka tahu jika ia memiliki pasangan yang bisa dipercaya. "Perasaan saling mendukung membantu mereka untuk menangani setiap masalah dengan mudah. Sehingga, mereka bisa mengurangi tingkat stres, yang berkaitan dengan risiko tekanan darah, hipertensi dan migrain.

Jagalah IMAN selamanya..

Tidak henti-hentinya kita bersyukur kepada Alloh SWT atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya. Dialah Alloh yang telah memberikan kita modal software dan hardware untuk mengarungi kehidupan, mulai dari naluri atau insting, akal dan pikiran, sampai diturunkannya Agama sebagai pedoman setiap manusia.

Bicara mengenai pedoman hidup berupa agama, Alloh berfirman dalam QS al-Maidah 3, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Ku-ridhoi islam itu jadi agama bagimu”.

Melalui firman ini, Alloh menekankan bahwasanya risalah agama dan diturunkannya kitab suci sudahlah usai, sehingga kita tidak memerlukan keyakinan lain di luar islam dan al-Quran. Keimanan terhadap kitab Jabur, Taurat, dan Injil hanyalah sebatas lidah dan hati, tidak perlu dengan amal keseharian. Rosululloh pernah berkata, andaikata Musa hidup saat al-Quran diturunkan, maka dia akan mengatakan, tidak ada kewajiban selain tunduk kepada al-Quran. Kita tidak memerlukan nabi siapapun dan apapun setelah nabi Muhamad. Andaikata kita meyakini masih ada kerasulan, maka itu merupakan pembangkangan terhadap al-Quran dan nabi.

Melalui firman ini, Alloh menekankan juga bahwa ajaran islam sudahlah final. Sehingga menjadi kewajiban kita saat ini untuk menjaga dan mengamalkannya dengan penuh ketulusan.

Dalam perjalanan mengawal ajaran islam yang luhur ini, tidaklah semudah diucapkan. Diperlukan kewaspadaan yang tinggi terhadap gangguan syetan, baik dari golongan jin maupun manusia. Kita telah mengetahui, bahwa dalam sejarah kehidupan manusia, syetan telah membangkang kepada Alloh SWT. Dia berjanji akan merayu, membujuk dan membisikan manusia agar berpindah ke selain kiblat dan falsafah islam.

Dalam QS Al araf 16-17, diterangkan, “Iblis menjawab, “karena engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).

Merujuk ayat ini, kita harus waspada bahwasanya iman yang lurus akan selalu dibelokkan oleh godaan syetan. Diperlukan ketahanan untuk menyelamatkan diri, keluarga serta anak dari gangguan tidak bertanggung jawab ini, karena kita tidak mengerti apa yang akan terjadi dengan anak cucu kita.

Untuk itulah, perlu komitmen yang istiqomah dalam beragama. Perlu iman yang baik dan benar sebagai fondasi strategis dalam mengarungi kehidupan. Iman yang menghadirkan rasa pengawasan dan takut kepada Alloh, dan rasa tidak aman terhadap siksanya. Iman yang disertai ilmu yang mantap. Sehingga melahirkan amaliyah yang sesuai tuntutan Alloh dan rosul-Nya. Para Sahabat bertanya kepada rosul, berikan aku tips sehingga tidak membutuhkan pedoman-pedoman lain, rosul menjawab, katakan iman kepada Alloh kemudian istiqomah.

Bagi mereka yang sukses memegang teguh keimanannya sampai hayat menjemputnya, malaikat akan turun menemuinya. Melaikat menyampaikan kabar, wahai hamba Alloh yang baik, tidak perlu takut, dan jangan sedih meninggalkan dunia. Bergembiralah dengan surga.

Beristiqomahlah dengan mantap. Janganlah meniru pemikiran atau paham tertentu yang menyimpang. Rosul pernah mengingatkan, Inginkah aku sampaikan orang yang rugi di dunia?. Amalannya sia-sia, sementara ia menganggap dirinya sudah baik?. Mereka adalah orang yang kufur, orang yang riya dan orang yang menyimpang. Mereka akan menjadi salah satu korban iblis, dan akan menyesal saat iblis yang mengganggunya melepas diri di hadapan Alloh di akhirat kelak.

Untuk itulah, jaga dan kawallah aqidah kita. Hidup kita sebentar. Umur kita singkat. Janganlah bermain-main dengan aqidah. Memohon dan berharaplah kepada Alloh, agar sisa hidup kita selalu ada dalam bimbingan dan tuntunan-Nya.

“Dikutip dari Khutbah Jum’at, 23 April 2011, Mesjid Darussalam Kota Wisata, Narasumber: DR Aminullah”